Sunday, 23 February 2014

Bakteri Bacillus stratosphericus (bakteri luar angkasa) dapat mengubah limbah sungai menjadi energi listrik



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kebutuhan terhadap energi listrik sebagai penggerak utama pembangunan terus meningkat. Namun pasokan bahan bakar yang dapat menghasilkan energi  listrik tidak sepadan dengan kebutuhan terhadap penggunaan listrik saat ini. Energi listrik yang digunakan saat ini berasal dari bahan bakar fosil yang keberadaannya semakin menipis. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif pengganti bahan bakar fosil.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan bakteri. Bakteri adalah mikroorganisme prokariotik uniseluler yang mempunyai bentuk sederhana. Ukuran sel bakteri dinyatakan dalam satuan mikron. Berdasarkan bentuk selnya, bakteri dibedakan menjadi bentuk batang, bulat, dan lengkung, dapat berpasangan, membentuk kelompok atau berantai ( Frobisher, Hindshill, dan goodhearth, 1974).  (jelaskan keunggulan pemanfaatan mikroba/bakteri dalam teknologi)

Saat ini telah ditemukan bakteri yang berasal dari luar angkasa yang diberi nama Bacillus stratosphericus. Bakteri ini ditemukan di Sungai Wear, Sunderland. Namun biasanya ditemukan di ketinggian 20 mil di atas Bumi,  Bakteri ini diyakini masuk ke Bumi akibat siklus atmosfer yang menyebabkan peningkatan uap air di stratosfer yang kemudian jatuh lagi ke Bumi. 


Bakteri Bacillus stratosphericus adalah mikroba yang umum ditemukan dalam konsentrasi tinggi di stratosfer. Para ilmuwan berhasil direkayasa untuk menciptakan suatu biofilm yang menghasilkan listrik. Hebatnya bakteri ini bisa digunakan menjadi Microbial Fuel Cell (MFC) untuk mengubah limbah sungai menjadi listrik dan air bersih. Profesor Bioteknologi Kelautan Grant Burgess mengatakan, “Mengejutkan sekali bisa menemukan bakteri ini di Bumi. Lebih menarik lagi, bakteri ini bisa digunakan menghasilkan listrik untuk dunia.”

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka kami tertarik untuk melakukan kultivasi terhadap bakteri Bacillus stratosphericus ini.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Apa ciri umum dan faktor pertumbuhan dari bakteri Bacillus stratosphericus?

2.      Apa peranan dari Bakteri Bacillus stratosphericus?

3.      Bagaimana cara isolasi dan metode kultivasi dari bakteri Bacillus stratosphericus? 

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dari  penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui ciri-ciri umum dan faktor pertumbuhan dari bakteri Bacillus stratosphericus

2.      Untuk mengetahui peranan dari bakteri Bacillus stratosphericus

3.      Untuk menggambarkan cara isolasi dan  metode kultivasi dari bakteri Bacillus stratosphericus yang dapat dilakukan di Laboratorium.   



D.    manfaat penulisan

Manfaat yang diharapakan dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.         Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai potensi dan metode isolasi dan kultivasi  bakteri Bacillus stratosphericus di laboratorium.  

2.         Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang relevan.

3.         Sebagai latihan dan pengembangan diri bagi penulis untuk mengemukakan ide/pemikiran secara ilmiah.



BAB II

PEMBAHASAN

  1. Ciri Umum dan  Faktor Pertumbuhan Bakteri Bacillus stratosphericus

Ciri umum dari bakteri pada genus Bacillus adalah selnya berbentuk batang, tidak bermisselium, membentuk endospora yang sangat resisten terhadap panas dan agen perusak lainnya,  termasuk bakteri gram positif, kebanyakan motil, flagel bertipe peritrik. Bersifat aerob dan  anaerob fakultatif. Temperatur untuk pertumbuhan genus Bacillus adalah mesofilik yaitu pada suhu 25o C sampai 40o C dan termofilik yaitu pada suhu 45o C sampai 65o C, nilai pH optimum untuk pertumbuhan antara 6,8-7,5 dan bersifat katalase positif.

Bacillus stratosphericus merupakan bakteri berbentuk batang, motil, dan gram positif.   Bakteri ini tidak menggunakan oksigen dalam proses metabolisme. Energi yang diperlukan untuk pertumbuhan dapat diperoleh melalui respirasi nitrat atau dari fermentasi (dengan produksi asam).

Bacillus stratosphericus adalah bakteri pembentuk spora yang mampu mengasumsikan keadaan tidak aktif untuk bertahan hidup selama kondisi  sub-optimal. Selanjutnya, kondisi lingkungan yang sesuai memungkinkan spora untuk menjalani perkecambahan untuk memperoleh sel vegetatif aktif secara metabolik.  Bakteri  ini dapat tumbuh pada suhu antara 8 ° C dan 37 ° C, dan pada pH 6-10.  Bacillus  stratosphericus sangat toleran terhadap Fe, Co, Ni, dan ion Cu, dan cukup toleran terhadap ion Cd dan Zn. Namun, ada Beberapa antibiotik umum yang  tidak efektif terhadap Bacillus stratosphericus termasuk penisilin, kanamisin, vankomisin, dan eritromisin.

Bacillus stratosphericus yang hidup di planet Bumi, menempati lingkungan sangat extreme. Dengan demikian, ketika hidup di atas atmosfer bumi terus menunjukkan ketahanan dari sel tunggal hidup. Spesies baru stratosphericus Bacillus dapat dideteksi di stratosfer mengorbit bumi antar satelit. Namun, Bacillus  stratosphericus tidak terbatas pada atmosfer dan dapat ditemukan di berbagai lingkungan seperti tanah gurun, laut dalam dan muara. Hal ini menyebabkan pembentuk endospora, seperti Bacillus sangat banyak, dan mampu menahan kondisi yang tidak menguntungkan, sangat  memungkinkan untuk beradaptasi dengan lingkungan variable. Dengan kemampuan untuk hidup di stratosfer dan membentuk spora yang sangat tahan terhadap perubahan suhu, pengeringan, dan radiasi UV,  kelangsungan hidup Bacillus stratosphericus dapat bertahan  di luar angkasa.  Yang et al. (2009).

Gambar bakteri Bacillus stratosphericus

             

      

  1. Peranan Bakteri Bacillus stratosphericus

Hibah Burgess, Profesor Bioteknologi Kelautan di Universitas Newcastle, mengatakan Bacillus stratosphericus menunjukkan potensi teknik untuk masa depan. Dalam penelitian   dilakukan manipulasi campuran mikroba untuk merancang sebuah biofilm yang lebih efisien dalam menghasilkan listrik. Sel bahan bakar mikroba yang bekerja dengan cara yang mirip dengan baterai, menggunakan bakteri untuk mengubah senyawa organik langsung menjadi listrik dengan proses yang dikenal sebagai bio-oksidasi katalitik. Penelitian yang dilakukan Didanai oleh Teknik dan Ilmu Pengetahuan Alam Research Council (EPSRC), Bioteknologi dan Biological Sciences Research Council (BBSRC) dan Lingkungan Alam Research Council (NERC), studi ini mengidentifikasi sejumlah listrik yang menghasilkan bakteri.

Sel bahan bakar mikroba (MFCs) menyediakan sarana bagi mikroba untuk mengoksidasi bahan organik dari biomassa untuk menghasilkan karbon dioksida dan listrik . Bakteri alternatif dapat mentransfer elektron ke anoda MFC (dalam ruang anoxic) bukan akseptor elektron alamnya, seperti oksigen atau nitrogen melalui angkutan elektron larut atau langsung melalui membran-komponen terkait. Elektron tersebut kemudian melewati resistor ke katoda, yang mentransfer bakteri tersebut ke akseptor-elektron. Selanjutnya, arus listrik dapat dihasilkan ketika hal ini terjadi.

Penelitian terbaru di Newcastle University telah mengidentifikasi Bacillus stratosphericus menjadi produsen listrik yang sangat efisien Dari 74 strain bakteri yang berbeda terisolasi dalam penelitian ini, "B. stratosphericus" ditemukan di antara 25 yang terbaik exoelectrogens. Menariknya, Zhang et al. (2012) menunjukkan bahwa MFC yang melibatkan kombinasi dari 25 isolat exoelectrogenic terbaik menghasilkan listrik hampir dua kali lebih banyak sebagai MFC melibatkan konsorsium bakteri alami. Dalam konsorsium alami, menggunakan asetat sebagai sumber karbon organik, mereka berhasil memanfaatkan maksimal sekitar 175 -2 keluaran mWm daya dan output daya yang stabil hanya 105 mWm -2 . Demikian pula, ketika 25 terbaik bakteri strain exoelectrogenic, termasuk B. stratosphericus, dipilih untuk tumbuh di bawah kondisi yang sama, mereka mampu memetabolisme asetat dan meningkatkan output daya maksimum sampai 200 mWm -2. Ini menganugerahkan pentingnya sinergi biofilm untuk peningkatan potensi produksi listrik oleh MFCs.

Selain itu, kebaruan Bacillus stratosphericus selanjutnya tercermin ketika membandingkan kemampuan elektrogenik ke kerabat erat terkait. B. altitudinis bila ditanam pada anoda MFC mencapai output daya sekitar 6 mW · m -2, sedangkan B. stratosphericus mampu menyebarkan produksi listrik jauh lebih tinggi dari 87,5 mW · m -2 (4). Meskipun sekarang hanya menghasilkan daya yang cukup sebanding dengan operasi perangkat kecil seperti kalkulator, MFCs dapat memberikan aplikasi masa depan yang berharga. Terutama dalam bioremediasi lingkungan terkontaminasi di mana metabolisme senyawa limbah organik atau limbah dapat secara efisien diubah menjadi listrik tanpa menghasilkan produk samping yang berbahaya.

C.    Isolasi dan Metode kultivasi bakteri Bacillus stratosphericus

Dalam mempelajari morfologi, sifat biokmia, atau komposisi basa dari DNA suatu bakteri, maka harus menggunakan kultur murni atau biakan murni dari bakteri tersebut. Dalam penelitian klasifikasi  dan karakterisasi bakteri, langkah awal dalah mengisolasi bakteri untuk mendapatkan biakan murni. Mengisolasi bakteri adalah memisahkan satu jenis koloni bakteri yang secara visual berbeda ( Frobisher, et al 1974).

Untuk mengisolasi ada beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu:

1.      Sifat spesies bakteri yang akan diisolasi

2.      Asal bakteri tersebut

3.      Medium pertumbuhan yang sesuai

4.      Cara menginokulasi dan menginkubasi

5.      Cara menguji bahwa bakteri yang diinokulasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimaksud

6.      Cara memelihara biakan murni (Hendarko sriani, dkk, 1990).   

Bacillus stratosphericus akan tumbuh bila sampel dari limbah air sungai diinokulasikan ke medium umum bakteri yaitu nutrient agar. Sebelum diinokulasikan ke medium sampel tersebut terlebih dahulu dipanaskan pada suhu kira-kira 80o C selama 10 sampai 30 menit. Perlakuan ini dimaksudkan untuk merusak sel vegetative dari bakteri yang berspora. Sporanya ada yang masih tetap hidup. Spora ini ila ditumbuhkan pada medium yang sesuai akan tumbuh (Brock, 1984).

Setelah biakan Bakteri dalam cawan petri tumbuh, maka dilanjutkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Memisahkan koloni yang tampak berbeda ke medium baru, yaitu medium miring agar nutrien.

2.      Medium diInkubasi pada suhu yang sesuai

3.      Setelah tumbuh dilakukan isolasi dan inkubasi lagi dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh kultur murni dan dipastikan tidak terkontaminasikan lagi dengan bakteri lain

4.      Melakukan pengecatan gram dan diamati dibawah mikroskop untuk melihat bentuk bakteri dan reaksinya terhadap pengecatan spora.

5.      Melakukan pengecatan spora

6.      Melihat motilitas bakteri

 Metode pengecatan gram adalah salah satu metode yang digunakan untuk mewarnai sel bakteri. Pewarnaan gram membantu dalam identifikasi dan klasifikasi  bakteri ( Salle, 1961). Pengecatan gram dilakukan dengan 4 tahap yaitu:

1.      Pengecatan dengan cat utama yaitu dengan larutan cat Kristal violet  yang berwarna ungu.

2.      Mengintensifkan cat utama dengan menambahkan larutan morgan

3.      Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alcohol

4.      Pengecatan dengan cat penutup dengan cat safranin yang berwarna merah

Pengecatan gram ini termasuk dalam pengecatan deferensial, karena dapat membedakan bakteri yang bersifat gram negative dan gram positif. Bacillus stratosphericus termasuk bakteri gram positif yaitu bakteri yang menyerap cat utama dengan kuat sehingga tidak dapat dilunturkan oleh alkohol dan tidak dapat diwarnai lagi dengan cat lawan. Pada pengamatan dibawah mikroskop, sel-sel bakteri ini kelihatan berwana biru ungu (violet). Pengamatan spora dengan endospora yang merupakan spora yang dibentuk didalam sel oleh sejumlah spesies bakteri. Spora ini sifatnya lebih resisten daripada sel vegetatif pada bakteri ini, karena spora bakteri berfungsi sebagai alat proteksi terhadap perubahan lingkungan. Spora dapat berbentuk bulat, oval atau silindris, letak spora di dalam sel dibagian sentral. Bila spora tumbuh sempurna dapat mempunyai diameter yang lebih besar dari sel vegetatifnya.

Bacillus stratosphericus merupakan bakteri yang bersifat motil, pada pengujian motilitas dilakukan dengan metode hanging drop atau pengamatan pada medium semi padat, yang diinokulasikan dengan bakteri. Metode hanging drop yaitu yaitu mengambil sedikit biakan bakteri dari medium cair dan diletakkan pada gelas benda yang bagian tengahnya cekung, kemudian diamati dibawah mikroskop. Motilitas pada medium semi padat terlihat setelah medium tersebut diinokulasikan dengan bakteri dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pertumbuhan bakteri yang motil terlihat dengan adanya perpindahan atau penyebaran pertumbuhan dari garis inokulasi sejauh beberapa millimeter ( Frobisher et al, 1974).  Ada beberapa alat yang dapat digunakan diantaranya botol sampel steril, autoklaf, pemanas air, inkubator, mikroskop dan perlengkapannya, oven, thermometer, tabung reaksi, kaca objek, kaca penutup, cawan petri, Erlenmeyer, gelas ukur, pengaduk, pipet ukur, pipet tetes, Bunsen, dll.

Cara dalam melakukan pengecatan gram adalah sebagai berikut: dibuat olesan tipis isolat  pada kaca objek kemudian difiksasi dengan melewatkannya beberapa kali pada nyala api. Cat gram A diteteskan pada olesan bakteri dan dibiarkan selama satu menit, kemudian dicuci dengan air yang mengalir . cat gram B diteteskan dan dibiarkan selama satu menit kemudian dicuci dengan air mengalir. Cat gram C diteteskan dan dibiarkan selama 30 detik kemudian dicuci dengan air mengalir. Cat gram D diteteskan dan dibiarkan selama 2 menit, kemudian dicuci dengan air mengalir. Gelas benda yang dikeringkan. Selama kering diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dengan pembesaran kuat, dan sebelumnya ditetesi denan minyak emersi.

Cara pengecatan spora dibuat dengan olesan tipis isolate dari biakan dalam medium nutrien broth berumur 4 hari, kemudian difiksasi dengan melewatkan beberapa kali pada nyala api. Kemudian diteteskan larutan klein A secara berlebihan kemudian dipanaskan pada Bunsen sampai tampak beruap tapi tidak mendidih. Dibiarkan selama 5 menit kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Ditetesi dengan larutan klain B sampai warna cat tepat dilunturkan, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Ditetesi dengan larutan klein C, dibiarkan selama 2 menit, kemudian dikeringkan. Setelah kering diamati di bawah mikroskop. Diamati letak spora, bentuk spora, dan ukurannya terhadap sel bakteri ( Hendarko Sriani dkk, 1990).     

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1.      Ciri umum bakteri Bacillus stratosphericus adalah berbentuk batang, motil,  gram positif, anaerob, dan membentuk spora.

2.      Peranan bakteri Bacillus stratosphericus adalah dapat mengubah limbah air sungai menjadi sumber listrik dan air bersih.

3.      Bacillus stratosphericus akan tumbuh bila sampel dari limbah air sungai diinokulasikan ke medium umum bakteri yaitu nutrient agar. Bacillus stratosphericus termasuk bakteri gram positif yaitu bakteri yang menyerap cat utama dengan kuat sehingga tidak dapat dilunturkan oleh alkohol dan tidak dapat diwarnai lagi dengan cat lawan. pada pengujian motilitas dilakukan dengan metode hanging drop atau pengamatan pada medium semi padat, yang diinokulasikan dengan bakteri

B.     SARAN

Saran yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini yaitu agar para pembaca dapat memahami materi tentang metode kultivasi bakteri Bacillus stratosphericus dengan membaca makalah ini. Selain itu agar mencari referensi tambahan yang dapat menambah wawasan tentang bakteri Bacillus stratosphericus dan cara isolasi serta kultivasi bakteri ini di Laboratorium.

No comments:

Post a Comment